Jakarta – Presiden DPP Lumbung Informasi Rakyat (LIRA), Andi Syafrani, menilai isu pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang belakangan mencuat ke publik murni bersifat politik dan hampir mustahil dilakukan secara hukum. Menurutnya, wacana tersebut lebih banyak berkaitan dengan dinamika dan tarik-ulur kepentingan di level elite.
“Isu pemakzulan ini murni politik, karena secara hukum mekanisme pemakzulan sangat berat, rumit, dan berlapis. Rasanya mustahil memakzulkan Wapres saat ini, karena tidak ada tanda-tanda isu ini didukung mayoritas partai di parlemen,” kata Andi Syafrani, Rabu (16/7/2025).
Andi menjelaskan, proses pemakzulan diatur dalam UUD 1945 secara ketat. Dimulai dari usulan DPR yang harus disetujui mayoritas anggota, lalu diperiksa Mahkamah Konstitusi (MK) untuk menilai legalitas dan konstitusionalitas alasannya. Setelah itu, keputusan MK harus kembali diputuskan melalui voting di MPR dengan mekanisme yang sangat ketat.
“Prosesnya panjang sekali. Bahkan putusan MK tidak langsung memakzulkan, karena finalnya tetap di MPR lewat voting mayoritas,” ujar Andi.
Ia melihat kemunculan isu ini tidak lepas dari dinamika politik yang masih hangat di lingkar elite. Menurutnya, wacana tersebut bisa jadi dipicu oleh kepentingan tawar-menawar politik yang belum selesai.
“Saya memahaminya sebagai bagian dari bargaining politik yang belum tuntas. Namanya isu politik, pasti ada yang menunggangi. Siapa orangnya, kita tidak tahu, tapi bisa dibaca dari rentetan pihak-pihak yang melempar isu ini,” jelasnya.
Menariknya, Andi menilai polemik ini justru berpotensi membawa keuntungan politik bagi Wapres Gibran. Pasalnya, meski isu pemakzulan kerap menyeruak, Presiden Prabowo tetap memberikan kepercayaan kepada Gibran dengan penugasan khusus, seperti menangani persoalan di Papua.
“Dari sisi politik, Prabowo tidak terlihat punya masalah dengan Wapres. Bahkan menugaskan Gibran menangani isu Papua. Ini memperlihatkan posisi Gibran tetap difungsikan. Walau kesannya, Gibran seperti ‘dimagangin dulu’, tapi dia tetap punya panggung,” kata Andi.
Andi juga mengingatkan agar publik berhati-hati membaca isu ini, sebab manuver politik semacam ini tak selalu menghasilkan efek negatif bagi pihak yang diserang.
“Isu ini justru bisa dimanfaatkan Gibran untuk mengumpulkan simpati publik. Dengan terus dibicarakan, ia tetap berada dalam sorotan dan bahkan bisa memperoleh dukungan publik sebagai sosok yang dianggap terzalimi,” tandasnya.
Di tengah isu pemakzulan, Andi memastikan stabilitas politik nasional tetap terjaga di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran Rakabuming Raka. Ia menilai, situasi politik masih terkendali dan isu-isu semacam ini lebih banyak dimainkan di ranah elite ketimbang mengganggu kondisi di akar rumput.
“Menurut saya, semuanya masih terkendali di bawah kendali Presiden Prabowo. Isu ini tidak akan menjatuhkan stabilitas politik nasional,” pungkas Andi Syafrani.