Jakarta – Gelombang protes sopir truk terhadap Rancangan Undang-Undang Over Dimension and Over Load (RUU ODOL) muncul dari berbagai daerah.

Bahkan di Jateng, rencana pada hari Senin ini, Paguyuban Sopir Blora Mustika akan menggelar aksi penolakan ODOL di Lapangan Kridosono Blora, yang diikuti sekitar 500 sopir.

Kemudian di Kota Semarang, ribuan sopir akan bergerak menggelar aksi unjuk rasa di DPRD, Kantor Dinas Perhubungan, dan Kantor Gubernur Jawa Tengah.

Terpisah, Polri pun mengancam akan menindak tegas kendaraan over dimension dan over loading atau ODOL. Hal ini sesuai dengan UU nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, serta tertuang dalam peraturan pemerintah nomor 55 tahun 2012 tentang kendaraan, hingga peraturan Menteri Perhubungan nomor 60 tahun 2019 tentang penyelenggaraan angkutan barang dengan kendaraan bermotor di jalan.

">

Disisi lain, adanya demo ODOL tersebut berdampak pada terganggunya distribusi sayur ke pedagang. Hal tersebut pada akhirnya mengakibatkan sejumlah sayuran yang dijual di pasar mengalami kenaikan harga karena stok yang terbatas. Sejumlah pedagang di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, mengeluhkan lonjakan harga sayur akibat terganggunya distribusi imbas para sopir truk berunjuk rasa.