Jakarta — Suasana di kawasan Kedutaan Besar Amerika Serikat, Gambir, Jakarta Pusat, pada Selasa (7/10/2025) sore berubah menjadi lautan massa. Sekitar 500 orang dari kalangan buruh, aktivis kemanusiaan, dan masyarakat pro-Palestina menggelar aksi unjuk rasa bertajuk “Stop Genosida, Dukung Kemerdekaan Palestina”.
Aksi yang berlangsung sejak pukul 14.22 hingga 17.26 WIB itu dipimpin oleh Firmansyah, Habib Maulana, dan Abdul Hakim Muslim. Mereka menuntut agar Israel segera menghentikan genosida di Gaza dan mendesak Pemerintah Indonesia serta komunitas internasional membuka jalur bantuan kemanusiaan ke Palestina.
Dalam barisan massa aksi, hadir sejumlah tokoh publik seperti Ustaz Felix Siauw, Ketua Umum KSPSI Jumur Hidayat, dan Ketua SBSI 92 Sunarti. Di hadapan peserta aksi, Felix Siauw menegaskan bahwa isu Gaza bukan hanya persoalan agama, melainkan masalah kemanusiaan dunia.
“Pembunuhan di Gaza masih terus berlangsung. Tidak perlu menjadi Muslim untuk membela Palestina, cukup menjadi manusia,” serunya disambut takbir peserta aksi.
Dukungan juga datang dari berbagai aliansi besar seperti Global Peace Convoy (GPC), Aliansi Aksi Sejuta Buruh (AASB), dan SPEED Indonesia (Serikat Pengemudi Daring Indonesia). Mereka membawa spanduk dan bendera Indonesia-Palestina, lengkap dengan mobil sound system, ambulans, serta panggung orasi.
Beragam tulisan terpampang di poster mereka, di antaranya:
“Cukup Jadi Manusia untuk Bela Palestina”, “Stop Genocide, Free Palestine”, dan “Boikot Sampai Bangkrut!”
Dari atas panggung aksi, perwakilan buruh dan aktivis menyoroti sikap Amerika Serikat yang dianggap mendukung Israel. Mereka bahkan menuntut Presiden Prabowo Subianto untuk mengirim pasukan perdamaian ke Gaza sebagai bentuk komitmen Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina.
Ustaz Bakhtiar Nasir, selaku pembina Indonesia Global Peace Convoy (IGPC), mengingatkan kembali semangat anti-penjajahan Presiden Soekarno.
“Selama bangsa Palestina belum merdeka, Indonesia menolak segala bentuk penjajahan. Tidak ada tempat bagi bendera penjajah di bumi Indonesia,” tegasnya dengan suara bergetar.
Aksi ditutup dengan pembacaan doa dan seruan damai sekitar pukul 17.26 WIB. Massa kemudian membubarkan diri dengan tertib setelah menyanyikan lagu Indonesia Raya dan melaksanakan salat berjamaah di lokasi.
Demonstrasi kali ini menjadi simbol kuat solidaritas lintas elemen — mulai dari buruh, mahasiswa, hingga aktivis kemanusiaan — yang bersatu dalam satu suara: mendukung Palestina merdeka dan menolak segala bentuk genosida.