Depok — Sekitar 250 peserta menghadiri acara pelantikan struktur wilayah Perjuangan Walisongo Indonesia – Laskar Sabilillah (PWI-LS) yang berlangsung di kantor Soneta Record, Jl. Tole Iskandar No. 41, Sukamaju, Kecamatan Cilodong, Depok, Minggu pagi (27/7).

Acara yang dimulai pukul 06.00 WIB tersebut berjalan tertib dan lancar, dan dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk H. Rhoma Irama, KH. Muhammad Abbas Billy Yachsyi (Ketua Umum PWI-LS), KH. Imaduddin Usman Al Bantani, MA, serta jajaran pengurus daerah dari Jakarta, Depok, dan Bogor.

Tokoh dan Struktur yang Dilantik

Struktur pengurus daerah (PD) dari delapan wilayah di Jabodetabek resmi dikukuhkan, mulai dari Jakarta Utara hingga Kabupaten Bogor. Pelantikan ini menjadi tonggak penting dalam konsolidasi organisasi yang menegaskan dirinya sebagai pelindung nilai-nilai Ahlus Sunnah wal Jama’ah dan warisan ajaran Walisongo.

">

Di antara tokoh sentral yang dilantik antara lain:

* KH. Wirta Amin Asallaf (Ketua PD Jakarta Utara),
* Kyai Muhammad Subhi alias Jaka Blangkon (PD Jakarta Timur),
* KH. Jufri Halim (PD Depok),
* serta Ust. Wawan S.HI (PD Kota Bogor).

Rangkaian Acara Penuh Nuansa Religius

Acara dimulai dengan pembukaan oleh H. Samsul Fajri dan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh KH. M. Ilyasa. Lagu Indonesia Raya, Mars, dan Hymne PWI-LS dikumandangkan oleh peserta dengan penuh semangat. Sambutan diberikan oleh Ketua Panitia Dr. KH. Firdaus, Ketua Umum PWI-LS KH. Abbas Billy Yachsyi, serta tokoh nasional sekaligus pendiri Soneta, H. Rhoma Irama.

Dalam sambutannya, Rhoma menegaskan pentingnya menjaga ajaran Islam moderat, serta merawat nilai-nilai luhur Walisongo sebagai identitas keislaman Nusantara yang damai dan inklusif.

Misi dan Komitmen PWI-LS

Pelantikan ini juga menegaskan kembali misi ideologis dan sosial PWI-LS, yaitu:

* Menjaga nilai-nilai Islam Ahlus Sunnah wal Jama’ah,
* Melestarikan ajaran Walisongo dan kiai-kiai Nusantara,
* Menolak paham transnasional dan ideologi menyimpang yang mengancam keutuhan bangsa,
* Menghindari politik identitas dan menolak klaim nasab Ba’Alawi yang dianggap tak berdasar secara ilmiah.

PWI-LS juga menempatkan diri sebagai organisasi keagamaan yang aktif dalam kerja-kerja sosial kemasyarakatan, sekaligus menyuarakan perbedaan sikap dengan organisasi-organisasi lain seperti FPI, terutama terkait isu nasab dan klaim garis keturunan Nabi Muhammad SAW.