Koma.id – Majelis Ormas Islam (MOI) Daerah Khusus Jakarta (DKJ) menegaskan menolak adanya isu SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan) muncul lagi saat Pilkada Daerah Khusus Jakarta (DKJ) 2024 nanti.

Hal itu disampaikan Ketua Pengurus Wilayah Al-Washliyah Jakarta saat melakukan kunjungan ke Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Jakarta, Rabu, kemarin. Mereka diterima oleh Ketua KPUD Jakarta Wahyu Dinata dan beberapa jajarannya.

“Kita tidak ingin terulang kembali isu-isu suku, agama ras, dan antargolongan (SARA) muncul kembali menjadi momok menakutkan yang menjadi biang catatan buruk pelaksanaan Pilgub Jakarta,” ungkapnya.

Hendra Thaher menambahkan, MOI memberikan dukungan moril sepenuhnya kepada KPUD Jakarta agar Pilgub DK Jakarta berlangsung Jujur, Adil dan Damai.

">

Sementara Agus Sudono yang terkenal dengan panggilan Gudon, menyatakan agar KPUD DK Jakarta melibatkan MOI dalam aktivitas. Sebab, biar bagaimanapun potensi yang dimiliki MOI sangat luar biasa.

“Bila perlu pelaksanaan sosialisasi mandiri terkait Pemilukada damai serahkan kepada kami MOI,” tegas Gudon.

Lain halnya dengan Muhammad Isnaini. Dia menyatakan. bahwa anggota ormas Islam tergabung di MOI secara keulamaannya juga tergabung di Majelis Ulama Indonesia (MUI).

“Insya Allah di akhir bulan Agustus MUI akan melaksanakan gerakan pemilukada damai yang melibatkan tokoh lintas agama, inilah bentuk kami dengan serius mengawal kualitas Pemilukada kali ini di DKJ,” tambah Muhammad Isnaini.

Juru bicara MOI Hendra Thaher melanjutkan, kedatangan mereka mengharapkan agar KPUD tegas bertekad untuk melaksanakan Pilkada Jakarta dengan jujur dan adil.

Wahyu menjawab, merupakan keharusannya untuk menerima pengurus MOI yang terdiri dari perwakilan Ormas Islam di Provinsi DKJ

“Meskipun kami akui akhir-akhir tugas kami semakin padat, termasuk pihak lain yang ingin audiensi namun karena kami tahu bahwa ormas yang tergabung di MOI bukan Ormas sembarangan, maka kami merasa terhormat menerima para ketua ormas yang tergabung di MOI,” ungkapnya.

Dia menambahkan, mereka kami tidak mungkin dapat kerja sendiri. Oleh karenanya keterlibatan para ormas yang tergabung di MOI menjadi penting untuk bersinergi membangun kualitas Pilgub, soalnya DKJ menjadi pusat perhatian seluruh Indonesia.

“Hal ini memunculkan istilah pilgub namun rasa pilpres. Ada puluhan pilgub yang berlangsung serentak di Provinsi lain tetap saja Pilgub Jakarta menarik minat orang. Semua perhatian tertuju ke mari,” ujarnya.

Gunadi selaku Ketua Presidium MOI DKJ memperkenalkan dan menyatakan, ada 16 ormas yang tergabung ke dalam MOI di luar NU dan Muhammadiyah.

Ormas Islam yang tergabung di MOI merasa sama saja ketika bersatu di luar Muhammadiyah dan NU. “Perlu diketahui bahwa Ormas Islam di MOI sebagian besar berdiri ketika bangsa ini belum terwujud,” pungkasnya.