JAKARTA – Bentrokan antara dua kelompok pendukung calon bupati dan calon wakil bupati Puncak Jaya, Papua Tengah, mengakibatkan satu orang meninggal dunia.

Konflik Pilkada Puncak Jaya ini semakin mengkhawatirkan karena situasi tersebut diduga dimanfaatkan kelompok kriminal bersenjata (KKB). Kericuhan massa dari dua kelompok pendukung paslon ini merupakan insiden berulang sejak Pilkada Puncak Jaya bergulir.

Terakhir, bentrokan kembali terjadi di dua titik yang berbeda di Puncak Jaya pada Selasa (3/6) siang. Adanya pergerakan KKB yang diduga hendak masuk ke daerah rawan bentrokan. Aparat meningkatkan pengawasan untuk mencegah KKB bertindak lebih jauh.

Aparat mencatat adanya pergerakan KKB di jalur Kampung Karubate menuju Kampung Yalinggua dan telah melakukan pengejaran guna mencegah potensi serangan terhadap aparat maupun warga sipil. Disisi lain, KKB di Kampung Kwantapo, Distrik Asotipo, Kabupaten Jayawijaya, Papua, disebut sebagai Tindakan teror nyata.

">

Keduanya ditembak saat mengerjakan pembangunan Gereja GKI Imanuel Kampung Kwantapo. Kedua korban adalah Rahmat Hidayat, 45, dan Saepudin, 39, warga asal Purwakarta, Jawa Barat.

Merespons hal tsb, Wakil Bupati Jayawijaya Papua, Ronny Elopere, mengatakan penembakan itu adalah pelanggaran berat terhadap nilai-nilai agama dan kemanusiaan. Dia memastikan yang dilakukan pelaku bukan sebuah perjuangan, melainkan pembunuhan terhadap orang asli Papua, sehingga masyarakat hidup dalam bayang-bayang ketakutan.