Jakarta – Ketua Pemuda Moeslim Jayakarta Muhammad Nur tergelitik dengan ultimatum yang disampaikan Habib Rizieq Shihab (HRS) yang meminta umat Islam asah golok yang tajam terkait isu bakal adanya gerakan Pasukan Berani Mati Jokowi di Jakarta pada 22 September 2024.

“Saya pingin ketawa kalau HRS koar-koar urusan beginian. Daripada urusin Pasukan berani mati, urus aja akhlak santrinya dulu. Kan ada kasus dugaan penganiayaan tu di Ponpes Markaz Syariahnya,” tegas dia.

Diketahui, telah terjadi dugaan kasus penganiayaan dan kekerasan di Pondok Pesantren Markaz Syariah Megamendung milik Rizieq Shihab yang dipicu pencurian pakaian dalam.

Kini, kasus tersebut telah dinaikkan statusnya ke tahap penyidikan. Selanjutnya, polisi bakal memeriksa pihak terlapor hingga pihak Ponpes untuk mengusut kasus tersebut.

">

Menurutnya, come back nya HRS yang tampil ke ruang publik usai masuk jeruji besi itu sepertinya lagi caper alias cari perhatian dengan mengangkat isu yang belum jelas kebenarannya.

“Teriak-teriak takbir tapi provokatif suruh jemaahnya siapkan asah golok yang tajam, buat apa coba. Pernyataan provokatif seolah-olah itu demo pasukan berani benar adanya dan bakal melakukan sweeping atau kekerasan,” terangnya.

“Padahal secara track record kelompok ini yang justru kerap melakukan kerusuhan,” kata dia lagi.

Kata Muhammad, HRS dan kelompok pendukungnya jangan menjadi pahlawan kesiangan. Apalagi, aksi itu belum tentu terjadi.

“Ada yang mau jadi pahlawan kesiangan, padahal demo nya juga belum tentu terjadi. Kalau liat peristiwa beginian, jadi ingat kasus Ratna Sarumpaet. Se Indonesia bisa kena prank, kok ga belajar dari pengalaman. Cek dulu kebenarnya,” pungkasnya.