Jakarta – Aktivis Pro NKRI Djoko Subagyo menyebut pimpinan buruh yang memanfaatkan Hari Tani Nasional (HTN) untuk kepentingan politik adalah buruh sontoloyo.
Apalagi, dalam isu yang diangkat oleh kelompok buruh pimpinan Jumhur Hidayat mengangkat tangkap dan adili Jokowi.
“Justru ini yang sontoloyo, suruh suruh banyak buku supaya literasinya tidak rendah. Orang awam juga paham, isu hari Tani kok seret-seret tuntutan tangkap dan adili Jokowi. Gak nyambung ini namanya,” tegasnya, hari ini.
Dia mengingatkan agar massa tani mewaspadai kelompok-kelompok yang menunggangi hari Tani Nasional, agar esensi hari Tani tidak melebar ke arah politis.
“Justru saya sepakat dengan Partai Buruh, dan Aliansi Gerakan Rakyat Lawan Perampasan Tanah (Geram Tanah) yang mengambil tema ‘Selamatkan Konstitusi, Tegakkan Demokrasi, dan Jalankan Reforma Agraria Sejati’. Ini justru nyambung, tak ada kaitannya dengan politik,” bebernya.
Sebelumnya, akun Youtube Logika Rakyat dengan judul : Live… !Aksi Hari Tani Nasional, Petani Tuntut Tangkap & Adili Jokowi dan link :
https://www.youtube.com/live/Mxh_HNCnM9A?si=5jxYOTr5qJMOs1D0 banjir hujatan dari netizen.
Selain dihujat habis-habisan dari warganet, akun tersebut juga panen dislike yang cukup besar.
Netizen mencurigai buruh pimpinan Jumhur Hidayat menunggangu rencana aksi hari Tani Nasional 24 September 2024 dengan isu politik.
Dari hasil penelusuran kolom komentar, netizen yang menghujat akun dan link tersebut diantaranya adalah :
@DaniaLesti : Jumhur tunggangi buruh, isunya ga nyambung dimomen hari Tani. Ada bargaining apa Jumhur ??
@AfifahNurIndahh : hari Tani, malah jadi ajang nyari panggungnya si Jumhur? wasalam
@titaaninditashakila : Buruh Jumhur punya kepentingan politik bukan rakyat atau tani. Ga nyambung, ada ambisi yang ga tersampaikan.
@fatmawulandaridiandra : Ini mah cuma jadi ajang cari panggungnya Jumhur doang
@gheakamila : hebat ya, tani bisa multi fungsi, mulai dari ngurus kebun sampe nyoba nurunin presiden, luar biasa
@IntanMisniani : lucu banget, hari tani tiba-tiba jadi ajang jatuhin presiden, sungguh kreatif
@VikriElsa : benar-benar tani modern: mengolah sawah sambil turunkan presiden.
Untuk diketahui, aksi unjuk rasa kelompok Geram Tanah akan dilakukan selama dua hari yaitu pada 23 dan 24 September 2024 di Jakarta. Puncak aksi pada 24 September 2024 akan digelar serentak di berbagai wilayah, di antaranya, Medan, Jambi, Palembang, Bandar Lampung, Semarang, Makassar, Palu, Manado dan di Sikka, Nusa Tenggara Timur atau NTT.
Di Jakarta, Aliansi akan menggelar aksi peringatan selama 2 hari, yakni aksi peringatan di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 23 September. Aksi ini akan diikuti oleh 1.000 massa aksi dari KPA dan Serikat Petani Pasundan (SPP).
Selanjutnya pada 24 September, aksi diselenggarakan di Kementerian Agraria Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) dan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Aksi akan diikuti oleh massa tani bersama elemen gerakan rakyat.