Jakarta – Peringatan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Sedunia yang jatuh pada 10 Desember 2024 diperkirakan akan membawa agenda gerakan yang lebih besar. Direktur Institut Studi Inovatif Generasi & Humanitas Terpadu (INSIGHT), Dede Rosyadi, mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi pihak-pihak yang mencoba memanfaatkan momentum ini untuk mendiskreditkan institusi Polri.

“Gerakan demo ini bisa saja disusupi oleh pihak-pihak tertentu dengan tujuan untuk merongrong citra Polri. Terutama saat ini, ketika isu mengenai kemungkinan Polri dikembalikan ke bawah kendali TNI atau Kemendagri mencuat,” ungkap Deros. Menurutnya, sejumlah tuntutan yang bakal disuarakan dalam aksi tersebut akan menyoroti tindakan oknum polisi yang tengah mendapat sorotan publik.

Deros berpendapat bahwa ada upaya untuk menggoreng isu ini, dengan maksud agar kepolisian akhirnya berada di bawah TNI atau Kemendagri.

“Ini bukan sekadar tuntutan terkait pelanggaran oknum, tetapi juga ada agenda tersembunyi yang ingin memanfaatkan situasi ini untuk mencapai tujuan politik tertentu,” tambahnya.

">

Namun, ia yakin masyarakat saat ini sudah cukup cerdas untuk membedakan antara kritik yang konstruktif dan isu yang sengaja dimainkan untuk kepentingan tertentu.

Deros juga menyakini bahwa masyarakat tidak akan terjebak dalam isu yang hanya bertujuan merusak citra Polri. Apalagi Polri saat ini telah menunjukkan langkah konkret dalam menangani masalah internal, termasuk dengan menindak tegas anggota yang terlibat pelanggaran.

“Polri saat ini lebih transparan dalam mengusut kasus-kasus yang melibatkan oknum, dan ini menjadi bukti nyata transformasi Polri yang semakin dekat dengan rakyat,” tutupnya.