Jakarta – Ustadz Bachtiar Nasir (UBN) menyerukan kesiapan untuk turun ke jalan pada 7 Oktober 2025 sebagai bentuk perlawanan terhadap tindakan brutal Israel yang dinilai melanggar hukum internasional dan kemanusiaan. Seruan ini disampaikan UBN melalui pesan terbuka dalam video lkepada masyarakat Indonesia dan umat Islam di seluruh dunia.

“Assalamu’alaikum para sahabat, siap untuk turun ke jalan pada tanggal 7 Oktober sebagai bentuk perlawanan terhadap negara yang anti kemanusiaan,” ujar Bachtiar Nasir dalam pernyataannya, Senin (6/10/2025).

UBN mengungkapkan kemarahan masyarakat dunia terhadap tindakan angkatan udara Israel yang mencegat dan menahan hampir seluruh armada kemanusiaan di perairan internasional, yang menyebabkan kecaman global. Ia menyebut, lebih dari 450 aktivis Global Solidarity Flotilla (GSF) ditangkap dan dipenjarakan tanpa akses hukum.

“Termasuk beberapa anggota steering committee mereka — Greta Thunberg dari Swedia, Senator Mustaq Ahmad Khan dari Pakistan, Rima Hasan dari Parlemen Eropa asal Prancis, dan Olfa Lamburg aktivis dari Tunisia — semuanya digelandang ke Pelabuhan Ashdod untuk diinterogasi,” terang UBN.

">

Menurutnya, para aktivis tersebut datang dengan damai tanpa membawa senjata, melainkan bantuan kemanusiaan berupa makanan dan obat-obatan untuk anak-anak dan warga sipil di Gaza. Namun hingga kini, mereka ditahan tanpa pengacara dan dipindahkan ke penjara Ketziot dengan ancaman deportasi disertai larangan masuk selama 100 tahun.

“Aturan apa ini, gila ini memang!” tegas UBN dalam nada marah.

UBN menilai, tindakan Israel tidak hanya melanggar hukum internasional, tetapi juga melanggar hukum Israel sendiri. “Kelompok-kelompok hak asasi manusia menuntut pembebasan mereka dan pengembalian bantuan yang dirampas oleh rezim yang saya sebut neraka itu,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa PBB, arbitrase internasional, dan sejumlah negara Eropa mengecam tindakan Israel sebagai bentuk pembajakan negara dan serangan ilegal. Namun yang membuatnya geram, Menteri Pertahanan Israel Itamar Ben Gvir menyebut para relawan kemanusiaan sebagai teroris.

“Tuduhan keji dan tidak berdasar,” kata UBN dengan tegas.

Dalam insiden tersebut, selama 12 jam pasukan Israel menyerang 41 kapal di perairan internasional 8,4 mil dari Gaza, termasuk kapal utama seperti Alma, Sirkus, Adara, dan Captain Nikos. Israel disebut menggunakan lampu sorot intens, semprotan kimiawi, dan mematikan siaran langsung untuk menghalangi liputan media.

UBN pun mengajak seluruh umat Islam dan masyarakat Indonesia untuk turut mendukung aksi solidaritas internasional yang kini juga dilakukan di berbagai kota di dunia.

“Negara-negara di Eropa sekarang sudah mulai turun. Ribuan demonstran turun ke jalan di Dublin, Berlin, Paris, Jenewa, Bologna, Madrid, Barcelona, Torino, dan London. Saatnya kita ikut bersuara!” tegas UBN.

Seruan ini menjadi bagian dari gelombang solidaritas global yang menuntut pembebasan aktivis kemanusiaan dan penghentian agresi Israel terhadap warga sipil Palestina.