Jakarta – Koordinator Lapangan Persatuan Alumni Napiter NKRI Seluruh Indonesia (PANNSI) Ustadz Sofyan Tsauri tidak setuju wacana pelucutan senjata anggota Polri yang digaungkan YLBHI.

“Saya tidak setuju dengan beberapa statement yang mengatakan polisi tidak boleh lagi dipersenjatai. Kita tahu bahwa kejatan curat-curas di Indonesia cukup tinggi. Bagaimana kemudian jikalau polisi tidak bersenjata? Tentu ini akan dapat menimbulkan efek yang sangat besar,” tegas Ustadz Sofyan Tsauri, hari ini.

Menurut Tokoh Agama ini, jika Polisi tidak dipersenjatai maka bisa membuat senang para pelaku kejahatan terutama kasus-kasus 365, 363 yang sering menggunakan senjata rakitan. Karena di Indonesia ini banyak kasus-kasus ilegal seperti penjualan senjata ilegal, pembuatan senjata ilegal.

“Pelaku kejahatan bisa riang gembira. Senjata ilegal itu ada di Cipacing, Bandung, kemudian home industry yang ada di Lampung, di Palembang, Bengkulu, yang kemarin ditemukan bagaimana mereka hanya bermodalkan mesin bubut, mereka bisa mendapatkan dan mempunyai senjata. Ini yang dipakai oleh jaringan-jaringan Lampung, jaringan Palembang dalam kasus-kasus 363, 365. itu melibatkan para pengerajin-pengerajin ini,” jelasnya.

">

Kata dia, yanh seharusnya yang dikoreksi sebetulnya adalah regulasi untuk mendapatkan senjata tersebut. Mungkin agak lebih ketat, terutama terkait dengan screening bagi para anggota yang akan memegang senjata. Misalnya dari aspek psikologi.

“Bagaimana temperamen dia, bagaimana rasa apa keemosiannya, temperamen atau tidak, hasil itu kan bisa dilihat dari hasil psikologi kita. Nah inilah yang kemudian yang harus dievaluasi, bukan justru menggeneralisir menggubia-uya semua polisi tidak memakai senjata dan ini akan menimbulkan efek yang sangat besar dan kejahatan akan semakin meningkat ketika ini sama sekali memutlakan bahwa anggota polisi tidak memegang senjata, ini yang kita harus koreksi,” paparnya.

“Jadi saya sangat tidak setuju apabila ada opini ada statement yang mengatakan polisi tidak boleh memegang senjata, mungkin yang harus dikritik adalah pemegangnya dan kita tidak bisa membebani kesalahan-kesalahan itu semua anggota polisi, dia pantas untuk memegang senjata,” pungkasnya.

Temukan juga kami di Google News.