Jakarta – Ketua Umum Persatuan Perjuangan Jaringan Nasional Aktivis 98 (PPJNA 98), Anto Kusumayuda, menegaskan dukungan penuh terhadap pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang menyerukan agar rakyat tidak mau diadu domba serta terus mewaspadai potensi makar dan terorisme. Menurut Anto, pesan Presiden ini bukan hanya peringatan, melainkan juga panggilan moral untuk menjaga persatuan nasional di tengah dinamika sosial-politik yang semakin kompleks.

“Indonesia akan hancur jika rakyatnya diadu domba. Musuh bangsa bukan dari dalam, melainkan dari perpecahan akibat hasutan. Indonesia emas 2045 hanya bisa dicapai jika kita bersatu,” ujar Anto dalam keterangannya di Jakarta, Senin (1/9/2025).

Anto menegaskan bahwa stabilitas politik merupakan fondasi utama bagi pembangunan ekonomi. Menurutnya, segala bentuk manuver yang merongrong stabilitas akan berakibat langsung pada melambatnya pertumbuhan ekonomi nasional.

“Jika politik goyang, ekonomi juga goyang. Investor tidak akan percaya, dunia usaha menjadi tidak pasti. Maka apa yang diingatkan Presiden Prabowo harus benar-benar kita jaga bersama,” ucapnya.

">

Ia menambahkan bahwa sejarah Indonesia telah berulang kali memperlihatkan bagaimana konflik politik yang tidak terkendali bisa memicu krisis ekonomi, bahkan disintegrasi bangsa. Aktivis 98 yang pernah mengalami langsung situasi reformasi itu mengingatkan agar generasi sekarang tidak mengulangi kesalahan masa lalu.

Lebih jauh, Anto Kusumayuda juga menyoroti isu makar dan terorisme yang disebut Presiden Prabowo. Menurutnya, makar bukan hanya soal upaya menggulingkan pemerintahan, tetapi juga tindakan sistematis yang melemahkan legitimasi negara, baik melalui agitasi politik maupun provokasi di ruang publik.

“Terorisme juga tidak bisa dianggap enteng. Ideologi radikal masih ada, mereka bisa memanfaatkan situasi politik yang tidak stabil untuk menyusup dan memperkuat jaringan,” jelasnya.

PPJNA 98 menyerukan agar aparat keamanan lebih sigap dalam mengantisipasi ancaman tersebut, sekaligus mendorong partisipasi masyarakat dalam menjaga keamanan lingkungan masing-masing.

Anto menegaskan bahwa cita-cita Indonesia emas 2045 tidak boleh hanya menjadi slogan. Menurutnya, kerja keras untuk mewujudkan hal itu hanya bisa berjalan jika seluruh komponen bangsa sepakat menjadikan persatuan sebagai landasan.

“Apapun latar belakang agama, suku, maupun pandangan politik, saat ini kita harus sepakat bahwa Indonesia lebih penting daripada kepentingan golongan. Kalau kita terus dipecah, jangan harap mimpi Indonesia emas tercapai,” tegasnya.

Sebagai bagian dari gerakan reformasi 1998, PPJNA 98 juga mengajak generasi muda untuk lebih kritis dalam menyikapi informasi, khususnya di era media sosial yang rentan disalahgunakan untuk menyebarkan fitnah dan adu domba.

“Generasi muda jangan hanya jadi penonton. Mereka harus aktif menjaga ruang digital, melawan hoaks, melawan narasi kebencian, dan mengedepankan diskusi yang sehat. Inilah cara kita menjaga demokrasi tetap bermartabat,” ungkap Anto.

Di akhir pernyataannya, Anto Kusumayuda menegaskan bahwa PPJNA 98 berdiri tegak bersama Presiden Prabowo Subianto untuk menjaga keutuhan bangsa. Ia menilai pesan Presiden bukan sekadar retorika, tetapi sebuah strategi politik untuk memastikan perjalanan Indonesia menuju negara maju tidak terganggu oleh konflik horizontal.

“Dukungan kami jelas, kami bersama Presiden Prabowo. Rakyat jangan mau diadu domba, waspadai makar dan terorisme. Hanya dengan persatuan, kita bisa menjaga Indonesia tetap berdiri kokoh di tengah gejolak dunia,” pungkasnya.

Temukan juga kami di Google News.