Jakarta – Ketua Umum Pernusa Kanjeng Pangeran Norman angkat bicara soal pernyataan Indonesia Corruption Watch (ICW) yang menyoroti tujuan penggunaan dan biaya yang diperlukan untuk pengadaan robot polisi oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) di tengah adanya efisiensi anggaran pemerintahan.

Pangeran Norman menilai di era teknologi 5.0, Polri tidak hanya dituntut cepat, tetapi juga harus cerdas dalam melayani masyarakat. Pengadaan robot polisi adalah langkah transformasi Polri untuk masa depan, bukan sekadar proyek belanja barang mewah.

“Robot polisi bukan mainan, melainkan alat bantu modern yang akan mendukung pelayanan publik, efisiensi, dan keamanan,” ungkapnya, hari ini.

Dia menyakini bahwa instutsi Polri akan terbuka dengan proses penganggaran sesuai peraturan. Namun, perlu diingat, kata dia, inovasi tidak bisa selalu dinilai semata dari angka biaya.

">

“Justru investasi teknologi hari ini akan menghemat biaya besar di masa depan, meningkatkan kualitas pelayanan, dan menempatkan Indonesia sejajar dengan negara maju,” jelasnya.

“Kita harus bangga robot polisi ini dibuat anak bangsa. Apakah kita mau terus jadi bangsa yang hanya menjadi pasar teknologi negara lain? Atau berani menciptakan teknologi sendiri? Inilah waktunya mendukung inovasi karya dalam negeri. Kritik boleh, tapi mari jangan mematikan semangat anak bangsa untuk berkarya,” bebernya.

Kata dia, Negara maju sudah memakai robot di kepolisian, maka Indonesia tidak boleh tertinggal.

“Hari ini kita boleh bertanya soal biaya, itu hak publik. Tapi kita juga harus bertanya: mau sampai kapan kita hanya menjadi penonton teknologi negara lain? Polri memulai langkah berani, mari kita kawal bersama agar inovasi berjalan dengan benar. Karena keamanan masa depan harus diciptakan, bukan hanya ditunggu,” pungkasnya.

Temukan juga kami di Google News.