Tvkoma.id – Dua kubu kelompok kriminal bersenjata (KKB) dilaporkan saling tembak di Kampung Julukoma, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Pemerintah setempat mengungkap ada korban luka dan meninggal dunia akibat insiden itu.

“Benar adanya peristiwa tersebut. (Kita) Belum bisa memastikan berapa jumlah warga yang luka-luka dan berapa yang meninggal dunia, dan berapa rumah warga yang terbakar,” kata Bupati Puncak Willem Wandik dalam keterangannya, Sabtu (22/4/2023).

Willem mengatakan insiden saling serang antarkubu KKB itu terjadi pada Kamis (20/4) lalu. Dua kubu KKB yang bertikai diduga melibatkan antara kubu JB dan LK, serta AK.

Kampung Julukoma sendiri merupakan wilayah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Intan Jaya. Daerah tersebut sering menjadi daerah konflik karena merupakan daerah lintasan KKB.

">

“Sampai saat ini aparat keamanan belum bisa masuk ke wilayah tersebut, disebabkan kondisi belum benar-benar kondusif,” jelasnya.

Sebagai bupati, Willem mengaku khawatir karena situasi seperti ini bisa menyebabkan konflik susulan di luar Puncak, terutama di wilayah konflik Intan Jaya, Yahukimo, Pegunungan Bintang dan daerah lain di Papua. Kondisi ini disebut akan berdampak terhadap kelancaran pembangunan.

“Mereka ini punya senjata, kalau mereka sudah bicara, maka masyarakat sipil, pemerintah sudah tidak bisa buat apa-apa, situasi akan makin parah, makanya saya selalu bilang di mana ada senjata, maka daerah itu tidak aman dan buktinya selalu ada, dulu korban di luar KKB, tapi sekarang KKB dan KKB sendiri baku tembak, siapa mau tenangkan situasi, kami dibuat jadi bingung,” tambahnya.

Willem berharap tokoh-tokoh Papua yang selama ini memiliki hubungan dengan kelompok-kelompok KKB bisa memberikan kesadaran kepada mereka. Menurutnya, peristiwa ini harus dihentikan.

“Untuk itu, saya minta juga kepada Pemerintah pusat, Provinsi Papua, terutama di wilayah yang saat ini sedang ada konflik bersenjata, tokoh kemanusiaan, tokoh agama, agar marilah kita serius menangani persoalan konflik bersenjata ini, karena dampak dari senjata ini, membuat sampai pembangunan, pendidikan, ekonomi, kesehatan, tidak bisa jalan dengan baik, dan nyawa rakyat sipil, akan tetap berjatuhan terus di tanah ini,” pungkasnya.

Temukan juga kami di Google News.