Jakara – Kemacetan panjang yang melanda Pelabuhan Tanjung Priok pasca-libur Idulfitri 2025 menjadi sorotan bagi banyak pihak. Pasalnya, kemacetan memanjang hingga lebih dari 8 kilometer, dengan antrean ribuan truk logistik yang mengular di sepanjang jalan.
Pengamat maritim dari IKAL Strategic Center (ISC) DR. Capt. Marcellus Hakeng Jayawibawa mengatakan bahwa adanya kejadian tersebut diharapkan harus menjadi untuk memperbaiki karut marut sistem logistik nasional.
Dia mendorong perlunya dilakukan kajian pengembangan digital twin pelabuhan untuk melakukan simulasi beban harian pelabuhan-pelabuhan di Indonesia.
Menurutnya, jika Indonesia ingin menjadi poros maritim dunia, maka sektor logistik, khususnya pelabuhan-pelabuhan utama seperti Tanjung Priok, harus dikelola dengan lebih baik dan efisien.

Sementara Direktur National Maritime Institute (Namarin), Siswanto Rusdi, menilai besar kemungkinannya kemacetan disebabkan oleh pelarangan operasi truk dalam masa Lebaran 2025. Dalam masa Lebaran, banyak kapal yang omit atau menunda sandar.
Setelah masa Lebaran usai banyak kapal dengan muatan penuh memaksa sandar sehingga banyak terminal kewalahan, tidak hanya di NPCT-1. Kata dia, ini adalah kesalahan besar dan Menhub Dudy Purwagandhi selayaknya diganti. Keteledorannya amat mahal bagi perekonomian nasional yang tengah tertatih. Segera pecat Menhub Dudy.