Jakarta – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK), Habib Syakur Ali Mahdi Alhamid, menyoroti keras pernyataan sejumlah tokoh seperti Dr. Tifa dan kelompoknya yang kembali melemparkan narasi negatif terhadap proyek Whoosh.
Padahal sudah jelas dan gamblang Presiden Prabowo turun tangan mengakhiri polemik utang Whoosh yang menjadi pembicaraan hangat belakangan ini. Prabowo menegaskan dirinya akan bertanggung jawab atas utang proyek kereta cepat Whoosh. Masyarakat pun diminta untuk tidak perlu cemas terhadap masalah pembiayaan proyek tersebut.
Menurut Habib Syakur, apa yang dilakukan Presiden Prabowo justru menunjukkan sikap kenegarawanan dan tanggung jawab penuh terhadap kelanjutan proyek tersebut. Ia menilai, langkah Presiden yang menyatakan akan bertanggung jawab atas utang proyek Whoosh harusnya diapresiasi, bukan malah diframing seolah-olah menyimpan makna tersembunyi.
“Presiden sudah tegas menyatakan bertanggung jawab, bahkan memastikan proyek Whoosh akan diteruskan hingga Banyuwangi. Itu bukti komitmen beliau untuk menyelesaikan proyek Whoosh demi kepentingan rakyat, bukan pembelaan terhadap kepentingan kelompok tertentu,” ujar Habib Syakur di Jakarta, hari ini.
">
Ia menilai, framing yang dilakukan oleh Dr. Tifa dan kelompok oposisi seperti ingin terus menebar keraguan publik, padahal Presiden sudah mengambil alih tanggung jawab secara terbuka.
“Jangan seenaknya membuat tafsir liar terhadap pernyataan Presiden. Jangan seolah paling tahu maksud Presiden lalu memutarbalikkan maknanya di ruang publik,” tegasnya.
Habib Syakur juga menegaskan, kritik itu sah, tetapi jangan berubah menjadi provokasi yang menyesatkan. Menurutnya, banyak pihak yang justru memanfaatkan isu Whoosh untuk membangun opini negatif terhadap pemerintah.
“Yang dibutuhkan sekarang adalah kolaborasi, bukan fitnah politik. Kalau ada yang bicara soal mark-up dan korupsi, biarkan aparat penegak hukum bekerja. Jangan malah mendramatisasi seolah-olah Presiden menutupi kesalahan pihak lain,” sambungnya.
Ia menegaskan, proyek kereta cepat Whoosh adalah warisan pembangunan yang harus disempurnakan, bukan dihancurkan dengan opini provokatif.
“Presiden Prabowo sudah ambil alih tanggung jawab. Itu artinya, rakyat harus tenang, bukan malah diombang-ambing opini yang menyesatkan,” tutup Habib Syakur.




