Malang – Malam ini, ribuan jamaah diperkirakan akan memadati halaman luar Stadion Kanjuruhan dalam acara Munajat Akbar dan Doa Bersama memperingati Haul ke-3 Tragedi Kanjuruhan. Acara penuh haru ini menjadi puncak rangkaian kegiatan yang digelar keluarga korban, masyarakat Malang, serta berbagai elemen organisasi.
Munajat Akbar yang dimulai pukul 19.00 WIB akan menghadirkan penceramah kondang Gus Kautshar dan dipimpin langsung oleh Majelis Riyadlul Jannah. Ribuan jamaah diperkirakan akan hadir untuk melantunkan doa, memohon ampunan bagi para korban, kedamaian bagi Malang dan Jawa Timur, serta keselamatan untuk bangsa Indonesia.
Namun, sebelum puncak acara tersebut, sejumlah kegiatan reflektif juga digelar sepanjang hari ini.
Pagi hari, pukul 07.00 WIB, keluarga korban menggelar pembacaan khotmil Qur’an di Gate 13 Stadion Kanjuruhan. Sekitar 100 orang hadir dalam suasana penuh khidmat, dengan lantunan ayat suci yang dipersembahkan khusus bagi arwah para korban.

Siang hari, pukul 13.00 WIB, kelompok Aremania Curva10sud melaksanakan aksi teatrikal bertema “Curva10sud Kembali ke Jalan Juang, Merawat Ingatan” di depan Mapolres Malang. Sekitar 200 orang terlibat dalam aksi ini sebagai bentuk refleksi sekaligus evaluasi atas peristiwa kelam 1 Oktober 2022, yang hingga kini masih membekas di hati masyarakat.
Malam harinya, pukul 19.00 WIB, ribuan jamaah dari berbagai daerah akan memadati halaman luar Stadion Kanjuruhan untuk mengikuti pengajian dan doa bersama. Kegiatan akbar ini menjadi momentum terbesar, dengan estimasi lebih dari 5.000 orang hadir.
Peringatan haul ke-3 ini bukan sekadar mengenang duka, melainkan juga menjadi seruan moral agar tragedi Kanjuruhan tidak pernah dilupakan dan tidak pernah terulang kembali.
Doa ini adalah bentuk cinta aremania kepada para syuhada Kanjuruhan. Dan berdoa agar mereka tenang di sisi Allah SWT, dan juga berdoa agar bangsa Indonesia dijauhkan dari perpecahan serta bencana. Dari Malang, doa kita menggema untuk Indonesia.
Suasana haru dipastikan akan menyelimuti acara malam ini. Ribuan suara doa dan lantunan shalawat akan menggema dari Stadion Kanjuruhan, menjadikannya lautan spiritual yang mengingatkan bangsa bahwa tragedi ini adalah luka bersama, sekaligus pengingat akan pentingnya persatuan, kedamaian, dan keadilan.