Jakarta – Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando EMaS, menilai rotasi dan kenaikan pangkat terhadap 27 perwira tinggi (Pati) Kepolisian Republik Indonesia (Polri) yang dilakukan beberapa waktu lalu merupakan langkah wajar dalam upaya meningkatkan kinerja institusi kepolisian, baik di tingkat pusat maupun daerah.
Menurut Fernando, kebijakan tersebut dilakukan untuk memastikan Polri semakin maksimal dalam menjalankan fungsi utamanya sebagai pelayan, pelindung, dan pengayom masyarakat.
“Kenaikan pangkat dan rotasi ini tentu dilakukan agar Polri dapat bekerja lebih efektif dan profesional. Ini bagian dari upaya memperkuat struktur organisasi agar pelayanan terhadap masyarakat makin optimal,” ujar Fernando dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (8/10/2025).
Fernando juga menepis anggapan sebagian pihak yang menilai rotasi tersebut dilakukan karena adanya kepanikan dari Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.

“Sangat tendensius dan berprasangka buruk kalau ada yang mengatakan bahwa rotasi terhadap 27 perwira itu karena kepanikan Kapolri. Kenapa Kapolri harus panik? Tidak ada alasan bagi Jenderal Listyo Sigit untuk merasa panik,” tegasnya.
Ia menjelaskan, langkah Kapolri tersebut justru selaras dengan keinginan masyarakat dan Presiden Prabowo Subianto agar Polri terus berbenah demi memberikan keamanan, perlindungan, serta pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Fernando juga menilai tidak ada yang perlu dicurigai terkait pelantikan yang dilakukan pada malam hari.
“Kalau Kapolri melantik pada malam hari, itu hal yang biasa saja. Tidak perlu dicurigai atau dibangun opini liar yang tidak sehat. Justru itu menunjukkan komitmen Kapolri untuk segera menjalankan amanah publik tanpa menunda pekerjaan penting,” ungkapnya.
Ia menambahkan, tantangan dan persoalan di masyarakat terus bertambah, sehingga langkah cepat dan tepat dari pimpinan Polri perlu diapresiasi.
“Kapolri menunjukkan keseriusannya dalam menata organisasi agar lebih responsif terhadap dinamika dan kebutuhan masyarakat,” pungkas Fernando.