Jakarta – Beredar kabar viral di media sosial, tentara masuk kampus Universitas Indonesia (UI) saat ada kegiatan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).

Pihak rektorat UI menyatakan tidak mengundang TNI masuk area kampusnya. Kehadiran sejumlah anggota TNI di area Pusat Kegiatan Mahasiswa (Pusgiwa) UI, Depok, dikabarkan terpantau pada Rabu (16/4) pukul 23.00 WIB malam lalu.

Meski tidak terjadi interaksi represif, kehadiran mereka menimbulkan tanda tanya dan kekhawatiran di kalangan mahasiswa.

Merespons hal tsb, Direktur Hubungan Masyarakat UI, Arie Afriansyah, menyatakan bahwa Rektorat UI tidak pernah mengundang militer untuk hadir dalam acara konsolidasi mahasiswa yang tengah berlangsung di Pusgiwa.

">

Hal serupa juga terjadi saat diskusi bertajuk “Fasisme Mengancam Kampus: Bayang-Bayang Militer Bagi Kebebasan Akademik” yang dilakukan oleh Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo (KSMW) bersama Forum Teori dan Praktik Sosial (FTPS) di samping Auditorium 2 Kampus III Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Jawa Tengah (Jateng), pada Senin (14/04/2025), disusupi orang tak dikenal yang diduga merupakan personel intel dari Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Terpisah, Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Indonesia, Usman Hamid menilai kehadiran anggota TNI di tengah acara diskusi UIN Walisongo sebagai bentuk intervensi dan intimidasi.

Sebab, kampus merupakan zona netral yang harus bebas dari intervensi negara baik pemerintah maupun aparat TNI. Sedangkan Direktur Imparsial Ardi Manto Adiputra menyebut rentetan peristiwa tentara masuk kampus mirip pola Orde Baru.

Di mana dunia akademik atau kampus ketika itu juga selalu dimata-matai atau dikontrol oleh militer melalui struktur komando teritorialnya di bawah pemerintahan Presiden Soeharto.

Temukan juga kami di Google News.