Teluk Wondama — Setelah sukses menggelar perayaan puncak Satu Abad Peradaban Orang Papua yang dipusatkan di Teluk Wondama pada 25 Oktober 2025 lalu, pimpinan dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Teluk Wondama melaksanakan Retreat Pendakian ke Bukit Aitumieri dan Batu Inspirasi, Sabtu (1/11). Kegiatan ini menjadi momen refleksi spiritual dan konsolidasi visi pembangunan pasca peringatan bersejarah tersebut.
Sejak pagi sekitar pukul 07.30 WIT, rombongan DPRK Teluk Wondama memulai pendakian menuju Bukit Aitumieri—lokasi bersejarah tempat Pendeta I.S. Kijne mendirikan sekolah formal pertama di Tanah Papua tepat seabad lalu, pada 25 Oktober 1925. Di tempat inilah, Kijne merumuskan dasar-dasar pendidikan dan peradaban bagi masyarakat Papua.
Ketua DPRK Teluk Wondama, Aplena Dimara, menyampaikan bahwa kegiatan retreat ini merupakan bentuk komitmen moral dan spiritual para wakil rakyat untuk meneladani semangat perintis peradaban Papua.
“Satu Abad Peradaban Orang Papua adalah tonggak sejarah yang harus kita resapi maknanya. Naik ke Bukit Aitumieri dan merenung di Batu Inspirasi adalah upaya kami untuk menyelaraskan hati dan pikiran. Ini bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan untuk memperbarui janji kami kepada masyarakat Teluk Wondama, khususnya dalam melanjutkan warisan iman, ilmu, dan kasih,” ujar Dimara.
">
Konsolidasi Visi Pembangunan
Setibanya di Batu Inspirasi, kegiatan dilanjutkan dengan doa bersama yang dipimpin oleh Drs. Amos Waropen, salah satu anggota DPRK Teluk Wondama, serta sesi diskusi internal. Agenda utama diskusi tersebut adalah merumuskan langkah strategis DPRK dalam mengawal dan memastikan implementasi nilai-nilai peradaban yang diangkat dalam peringatan satu abad ke dalam arah pembangunan daerah.
Anggota DPRK dari Komisi A, Maria Korwam, menekankan pentingnya peran legislatif dalam menerjemahkan semangat peradaban menjadi kebijakan nyata.
“Kami berdiskusi bagaimana memperkuat regulasi daerah, terutama yang berkaitan dengan sektor pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan Orang Asli Papua (OAP). Semangat peradaban harus diwujudkan dalam kebijakan anggaran yang benar-benar pro-rakyat,” ujarnya.
Aitumieri, Sumber Inspirasi untuk Melayani
Kegiatan retreat berakhir menjelang siang dengan suasana penuh kebersamaan dan tekad baru. Para peserta bersepakat menjadikan “Spirit Aitumieri” sebagai landasan moral dan spiritual dalam menjalankan tugas serta fungsi kedewanan di masa mendatang.
Retreat DPRK Teluk Wondama ini bukan sekadar kegiatan seremonial, tetapi menjadi simbol perjalanan batin dan intelektual untuk meneguhkan komitmen terhadap pelayanan publik yang berlandaskan nilai iman, ilmu, dan kasih — sebagaimana diwariskan oleh para perintis peradaban Papua seabad yang lalu.



