Jakarta – Budayawan NU H. Ahmad Yusuf meneropong hasil Pemilu 2024 jika nantinya Prabowo Subianto jadi Presiden RI.
“Peneropongan ku, saat Prabowo jadi Presiden, dia akan mengajak tim Paslon 1 dan 3 untuk masuk Kabinet. Dari Paslon 1, PKB dan PKS akan menerima tawaran posisi di Kabinet. Anies di ajak, tapi dia ogah. Dia akan tetap sebagai oposisi dengan konsep kritis Perubahan. Nasdem awalnya mikir-mikir, namun belakangan mau juga. PKS awalnya juga mikir-mikir,” tegas Ahmad Yusuf, hari ini.
Budayawan NU DKI ini juga memprediksi Paslon No.3 juga akan diajak masuk Kabinet. Namun, kata dia, PDIP akan menolaknya termasuk Ganjar. Mahfud ditawarin, tapi malu-malu.
“Perindo pasti menerima ajakan. PPP dan Hanura juga, cuma mungkin bukan di posisi strategis. Karena kemungkinan besar, mereka tidak masuk ke DPR. Perolehan suaranya tidak memenuhi syarat Threshold Parlemen,” ucapnya.
Selain itu, sambung Ahmad Yusuf, kabinet Prabowo Gibran juga akan diisi oleh profesional dari Periode Indonesia Maju dan kemungkinan Erick Thohir di posisi strategis.
“Dan diisi oleh para pakar dari Partai Gerindra, Golkar, PAN, dan PSI akan mendapat porsi khusus di Kabinet 2024-2029,” sebutnya.
Dia juga meneropong nasib Presiden Jokowi selanjutnya. “Bagaimana dengan Jokowi? Kemungkinan Jokowi akan lengser ke Prabon. Istirahat dan mengamati dari jauh saja. Cuma gak lama dia bertapa, Negara kembali memanggil. Jokowi akan mendapat posisi khusus sebagai penasehat Presiden atau posisi sebagaimana Menteri Senior. Seperti Lew Kwan Yu di Singapore,” bebernya.
Tak hanya itu, Hasto diprediksi akan di pecat atau di lengserkan dari Sekjen PDIP. Dia bertanggung jawab atas kekalahan 03 dan atas turun suara PDIP.
“Agus Hari Murti SBY akan dapat posisi Menteri penting di Kabinet. Dan suara PDIP di Parlemen turun karena kalah oleh Gerindra,” sambungnya.
Kata dia, kesalahan strategi Hasto saat kampanye yang menyerang Jokowi, berakibat fatal. Rating Ganjar yang semula 37,5 persen, melorot jadi di bawah 20 persen.
“Semula bertahan di atas 20 persen, bahkan sampai 22 persen lebih melorot ke 19 persen kurang. Ada survei yang merilis PDIP di 18 persen. Sementara Gerindra yang semula 17 koma sampai 18 persen, merayap naik sampai 21-22 persen melewati elektabilitas PDIP,” sambungnya.
Ahmad Yusuf juga menyakini sosok Anies Baswedan akan lebih siap nantinya di 2029.
“Insya Allah setelah periode ini, Anies akan jadi Presiden di 2029- 2034. Semoga,” tuturnya.
Dia juga meneropong Partai yang bakal terpuruk jadi Partai Non Parlemen alias Partai Gurem, diantaranya PPP, Perindo, Hanura dan beberapa lainnya. Termasuk Partainya Amien Rais, Partai Ummat, Partai Gelora dan Partai yang suka Demo (Partai Buruh).
“Yang nampak signifikan, Partai-partai pendukung Anies, naik secara ‘tak terduga”. Kampanye Anies sangat berpengaruh pada peningkatan elektabilitas partai-partai pendukung. Kalah di Pilpres tapi menang di elektabilitas Partai. Yang berjuang mati-matian siapa, yang memetik hasil. Ini hanya sekedar peneropongan saja. Bisa salah, juga bisa tidak benar. Dalam politik semuanya berkembang cepat dan dinamis. Tak ada yang tidak mungkin,” pungkasnya.