JAKARTA – Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, mendadak sepi setelah isu beras oplosan merebak. Sejumlah toko dan gudang memilih tutup lantaran takut menjadi sasaran razia. Aktivitas perdagangan di blok-blok utama pasar beras terbesar di Ibu Kota itu pun terpukul.
Tak hanya di Cipinang, puluhan penggilingan padi kecil di daerah seperti Karawang juga menghentikan operasi mereka. Ombudsman RI mengungkapkan, 10 dari 23 penggilingan padi di Kecamatan Tempuran, Karawang, menutup usahanya pasca-temuan beras oplosan.
“Ini dampak dari ketakutan pelaku usaha akibat maraknya operasi pemberantasan beras oplosan,” ujar Yeka Hendra Fatika, Anggota Ombudsman, saat memaparkan hasil uji petik di Karawang.
DPR Apresiasi Satgas Pangan Polri

Di sisi lain, Komisi IV DPR RI memberikan apresiasi kepada Satgas Pangan Polri yang telah menetapkan enam tersangka dalam kasus beras oplosan. Hindun Anisah, Anggota Komisi IV DPR, mendorong penegakan hukum lebih tegas terhadap mafia pangan yang merugikan masyarakat.
“Ini sinyal positif bagi perlindungan konsumen dan penegakan hukum di sektor pangan,” tegas Hindun.
Dampak Panjang pada Rantai Pasok Beras
Fenomena ini memicu kekhawatiran akan gangguan pasokan beras di pasar. Pedagang dan penggilingan padi yang masih beroperasi kini lebih berhati-hati, sementara konsumen mulai mempertanyakan keamanan dan kualitas beras yang beredar.