Nagekeo, NTT – Jagat maya diguncang kabar memilukan. Seorang anggota TNI AD, Prajurit Dua (Prada) Lucky Cepril Saputra Namo, meregang nyawa usai diduga menjadi korban penganiayaan keji oleh belasan seniornya di dalam asrama Batalyon Teritorial Pembangunan (TP) 834 Waka Nga Mere, Nagekeo, Nusa Tenggara Timur.

Prada Lucky menghembuskan napas terakhir pada Rabu (6/8) pukul 10.30 Wita di RSUD Aeramo setelah empat hari berjuang di ruang Intensive Care Unit (ICU). Keluarga mengaku tidak mendapat penjelasan apa pun dari pihak batalyon sejak korban masuk rumah sakit pada Sabtu (2/8).

Rafael Davids, kerabat korban, mengungkapkan dugaan penganiayaan dilakukan oleh belasan senior di asrama. “Kejadian ini sangat tragis, kami ingin kebenaran diungkap,” tegasnya di rumah duka.

Ayah korban, Serma TNI Kristian Namo, dengan nada penuh emosi menuntut keadilan atas kematian anaknya. “Anak saya menjadi korban kekejaman rekan-rekannya sendiri. Kami minta pelaku dihukum seberat-beratnya,” ujarnya di Bandara El Tari Kupang.

">

Kepala Penerangan Resort Militer 161/Wirasakti, Mayor Infanteri I Gusti Komang Surya Negata, membenarkan kasus ini tengah dalam penyelidikan. Sementara itu, Dandim 1625 Ngada, Letkol Czi Deny Wahyu Setiyawan, juga mengonfirmasi Prada Lucky menjadi korban penganiayaan, namun mengaku belum mengetahui detail kejadian maupun siapa pelakunya.

Peristiwa ini memicu sorotan publik dan menjadi trending di media sosial. Masyarakat menanti langkah tegas TNI dalam mengusut tuntas kasus yang mencoreng citra institusi ini.

Temukan juga kami di Google News.