Jakarta – Aksi tiga mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yakni Abraham Samad, Saut Situmorang, dan Bambang Widjojanto turun ke jalan dan meminta Firli Bahuri mundur dari jabatannya sebagai ketua KPK jadi sorotan sejumlah pihak. Gerakan yang dipicu dari isu bocornya data dokumen hasil penyelidikan kasus korupsi tunjangan kinerja (tukin) di Kementerian ESDM itu dinilai sarat kepentingan politis.
“Demonstrasi yang dilakukan mantan pimpinan KPK sangat berlebihan dan sarat muatan motif politik,” kata pengamat politik Emrus Sihombing, Kamis (13/4/2023).
Aksi Abraham dkk, menurut Emrus, patut dipertanyakan dari perspektif komunikasi politik.
“Apakah ada agenda terselubung di balik tindakan demonstrasi tersebut di tengah KPK melakukan pemberantasan korupsi yang massif, di antaranya melalui penindakan OTT,” cetusnya.
Manuver Abraham Samad dkk itu, kata Emrus, secara tidak langsung berpotensi mengganggu upaya pemberantasan korupsi yang ditangani oleh KPK.
“Mereka sebaiknya berjuang di hukum untuk memproses dugaan keganjilan hukum. Tentu didahului dengan kajian dan analisis hukum yang objektif dan konperhensif, bukan turun ke jalan melakukan demonstrasi,” saran dia.