Jakarta – Aktivis Corong Rakyat, Hasan, mengingatkan publik untuk berhati-hati terhadap narasi besar yang dibangun menjelang rencana aksi buruh nasional pada 15 Agustus 2025. Aksi yang diklaim sebagai “yang terbesar dalam sejarah” ini, menurut Hasan, tidak sepenuhnya murni menyuarakan aspirasi pekerja.
“Saya tidak menolak perjuangan buruh, itu hak konstitusional. Tapi kita harus waspada, jangan sampai aksi ini jadi tunggangan kelompok politik tertentu yang ingin menjatuhkan kepercayaan publik pada pemerintah,” ujar Hasan saat diwawancarai, Selasa (12/8).
“Pastinya, aksi ini rawan penumpang gelap yang tidak menutup kemungkinan bisa membuat kerusuhan,” kata dia lagi.
Hasan menyoroti bahwa tuntutan yang diusung mulai dari isu outsourcing hingga perjanjian digital trade memang relevan dibahas, namun framing dan mobilisasi masif dari 38 provinsi menimbulkan tanda tanya soal siapa aktor di baliknya.

Ia menilai, ada indikasi agenda terselubung yang diarahkan untuk memperkeruh situasi menjelang peringatan HUT ke-80 RI dan momentum politik lainnya.
“Kita harus belajar dari pengalaman aksi-aksi besar sebelumnya, yang awalnya tentang isu rakyat tapi ujungnya dijadikan komoditas politik,” tegasnya.
Hasan juga mengingatkan para buruh dan simpatisan untuk memastikan aksi tetap damai dan tidak mudah terprovokasi oleh pihak yang ingin memancing kericuhan.
“Perjuangan buruh itu mulia. Tapi kalau kita biarkan agenda politik kotor menyusup, yang rugi justru buruh sendiri. Jangan mau dijadikan pion,” tutupnya.