Bali – Sebanyak 13 ribu pecalang dari seluruh desa adat di Bali secara terang-terangan menolak kehadiran premanisme berkedok ormas di Bali. Pecalang Bali menjadi garda terdepan menjaga adat, budaya, dan kearifan lokal Bali.
Dalam apel yang berlangsung di Lapangan Monumen Bajra Sandi, Renon, Denpasar ini disampaikan sejumlah pernyataan sikap para pecalang. Di antaranya menolak kehadiran ormas berperilaku seperti premanisme, mendukung TNI-Polri dalam penyelenggaraan keamanan dan ketertiban di Bali, serta mendukung keamanan terpadu berbasis desa adat.
Ketua Majelis Desa Adat (MDA) atau Bendesa Agung Provinsi Bali, Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet menyatakan dukungannya terhadap sikap dan kesepakatan pecalang Bali. Ia menjelaskan Bali tidak membutuhkan ormas premanisme dan mempercayakan keamanan pada pecalang Bali yang telah ada sejak dahulu kala menjaga keamanan Bali.
“Tujuannya menyatukan sikap, menyatakan sikap dan meneguhkan semangat,” kata Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet.

Pecalang merupakan panggilan hati untuk ngayah atau mengabdi menjaga gumi Bali sejak lama. Namun, belakangan santer disuarakan agar pecalang diberikan insentif.