Jakarta — Aktivis Corong Rakyat, Hasan, menanggapi keras isu yang kembali beredar di publik soal rencana pembubaran Polri dan peleburan lembaga tersebut menjadi Kementerian Keamanan RI. Dalam nada satir yang tajam, Hasan menyebut wacana itu sebagai gagasan absurd yang menunjukkan ketidakpahaman terhadap sistem ketatanegaraan Indonesia.
“Bubarkan Polri? Kayak ganti nama grup WA aja gampangnya! Ini institusi negara, bukan grup arisan yang bisa dibubarin kalau ribut,” sindir Hasan di Jakarta, Jumat (10/10/2025).
Hasan menilai, ide untuk membagi-bagi fungsi Polri ke berbagai kementerian dan lembaga seperti BNPT, KPK, BNN, Kemenhub, BSSN, hingga Bakamla justru akan menciptakan kekacauan birokrasi dan tumpang tindih kewenangan.
“Kalau semua fungsi Polri dipecah, lalu siapa yang pegang koordinasi keamanan negara secara utuh? Mau bikin negara jadi rebutan antar lembaga?” tegasnya.

Lebih lanjut, Hasan mengingatkan bahwa Polri adalah hasil dari proses panjang reformasi 1998 yang memisahkan fungsi militer dan sipil, sehingga upaya untuk mengubahnya justru merupakan langkah mundur yang berbahaya.
“Polri itu simbol supremasi sipil. Kalau dihapus atau dilebur seenaknya, itu bukan reformasi, tapi sabotase terhadap hasil perjuangan reformasi,” tegasnya lagi.
Hasan juga menyentil keras pihak-pihak yang melempar isu ini tanpa memahami dampak konstitusionalnya. Ia menilai, narasi semacam itu bisa menimbulkan kegaduhan publik dan mengganggu kepercayaan masyarakat terhadap aparat penegak hukum.
“Jangan-jangan besok gantian TNI diganti Satpam, BPK diganti Auditor Freelance, KPK diganti Komunitas Anti Korupsi versi RT/RW. Kalau semua dibubarin, negara ini mau dibawa ke mana?” ujar Hasan dengan nada geram namun sarkastik.
Menurutnya, yang seharusnya dilakukan bukan membubarkan, melainkan memperkuat reformasi Polri agar semakin profesional, transparan, dan dekat dengan rakyat. Ia menegaskan, pembenahan internal jauh lebih efektif ketimbang mengganti struktur secara sembrono.
“Yang perlu direformasi itu mental, bukan lembaga. Kalau lembaga dibongkar tapi niatnya masih sama, hasilnya tetap nihil,” katanya.
Hasan menutup pernyataannya dengan mengajak publik untuk tidak mudah termakan narasi provokatif, apalagi yang mengatasnamakan reformasi namun sebenarnya melemahkan pilar keamanan negara.
“Reformasi bukan berarti bongkar semua. Reformasi itu memperbaiki yang kurang, bukan membubarkan yang sudah baik. Jangan main-main dengan stabilitas negara,” pungkasnya.