Jakarta – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK), Habib Syakur Ali Mahdi angkat bicara menanggapi kritik pedas aktor Fedi Nuril kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo terkait insiden nahas yang menewaskan pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, oleh personil Brimob.
Habib Syakur menilai pernyataan Fedi yang menyerang Kapolri dengan narasi “ikan busuk mulai dari kepala” adalah salah kaprah dan menyesatkan, apalagi keluar dari seorang publik figur yang seharusnya memberi contoh kedewasaan dalam bersikap.
“Kalau ada anggota Polri melakukan kesalahan, itu tidak bisa serta-merta dipukul rata menyalahkan pimpinan tertinggi. Kapolri sudah minta maaf dan proses hukum tetap berjalan. Itu menunjukkan adanya tanggung jawab,” tegas Habib Syakur, hari ini
Ia juga mengingatkan bahwa Polri adalah institusi besar dengan ratusan ribu anggota dan tidak adil jika satu kasus dijadikan alasan untuk menuntut mundurnya seorang Kapolri.

Menurutnya, kritik boleh saja disampaikan, tapi harus dengan cara yang beretika, proporsional, dan tidak menjatuhkan martabat lembaga negara.
“Jangan sampai kritik berubah jadi hujatan yang justru memperkeruh suasana dan menggerus kepercayaan publik kepada institusi negara,” tambahnya.
Habib Syakur menegaskan bahwa saat ini bangsa Indonesia justru membutuhkan suasana yang kondusif dan kepercayaan terhadap aparat penegak hukum, bukan narasi provokatif yang berpotensi memecah belah.
“Kalau publik figur seperti Fedi Nuril bicara tanpa pertimbangan, itu bisa menimbulkan bias di masyarakat. Polisi juga manusia, bisa salah. Yang penting kesalahan itu diproses hukum, bukan malah dijadikan alasan untuk mendiskreditkan institusi,” pungkasnya.