Tvkoma.id – KKB hanya segelintir, tak pantas minta merdeka. Hal ini disebutkan oleh Kevin, seorang TikToker yang kerap membahas soal Papua, bahwa mereka (KKB) tak mewakili rakyat di tanah Papua.

Penjelasan Kevin ini memenuhi pertanyaan dari netizen. Kenapa Indonesia tidak memerdekaan Papua saja, supaya tak ada lagi korban jiwa?

“Ok disini gue pengen ngebadi menjadi 2 alasan, yang pertama dilihat dari sudut pandang hukum, yaitu hukum nasional dan hukum Internasional,” ujarnya di akun TikTok-nya @kevin.

Alasannya, karena dilihat daru hukum nasional UUD 45. “Semuanya sudah tertulis, tentang pelarangan pemisahan diri suatu wilayah…,” ungkapnya.

">

“Di hukum nasionalnya aja udah gak bisa bagaimana bisa dilanjutkan ke hukum internasional,” jelasnya.

Kedua, dilihat dari sudut pandang KKB. “Sebenarnya yang ingin Papua merdeka itu hanya mereka-mereka aja, si para KKB,” selorohnya.

KKB bukan mewakli seluruh rakyat tanah Papua. Solusinya cuma satu, yaitu kesejahteraan.

“Supaya anak-anak Papua kelak berpendidkan dan tidak termakan hasutan KKB,” tandasnya.

Pria berkacamata ini ungkap alasan mengapa KKB di Papua sulit diberantas. Namun alasan yang diuraikan pria di akun TikTok @kevin ini langsung menuai tanggapan netizen. Katanya, ada yang kurang. Yaitu soal HAM atau Hak Asasi Manusia.

Dijelaskan pria itu bahwa KKB di Papua sulit diberantas karena:

Pertama, memanfaatkan taktik perang geografis, ini tu mirip case jalan perang Vietnam lawan Amerika di tahun 1970-an Dimana Vietnam menang perang lawan Amerika (Serikat). Padahal secara teori Amerika Serikat lebih kuat dari sisi persenjataannya.

Itu dikarenakan tentara Vietnam sangat menguasai peta hutan di wilayah mereka. Itulah yang terjadi pada KKB mereka bisa hidup, bahkan sampai berbulan-bulan di hutan Papua yang ganas.

Kemudian mereka dilindungi tokoh lokal, ternyata ada beberapa masyarakat disana yang masih suka memberikan perlingungan pada mereka. Tujuannya untuk menyamar menjadi warga lokal. Itulah yang menyulitkan aparat melakukan aksi penangkapan.

Kevin juga menjelaskan Pentolan KKB Yonce Lokbere ternyata punya banyak nama. Catatan kejahatan pun banyak. Dia bahkan ikut membakar pesawat Susi Air yang berujung penyanderaan pilotnya. Nama lainnya atau julukannya Yonce, Yomce, Tomse, bahkan Paken Lokbere.

Nah, nama-nama lainnya ini terkadang membingungkan, namun TNI-Polri sudah lama memetakan sepak terjangnya. Hingga akhirnya dia tertangkap awal April 2023.

Nah, ditangkapnya Yonce ini membuat panglima KKB, Egianus Kogoya marah besar. Sebab, pasokan logistik dan senjata semua dipercayakan pada Yonce.

Aksi kejahatan Yonce diantaranya, 2021 membakar camp Dolarossa; Dia ikut menyerang Satgas Yonif Raider 700 di kawasan Mapenduma;

7 Juni 2022, Yonce diduga terlibat penembakan di lapangan terbang Kenyam. Pesawat SAM AIR PK-SMG saat itu ditembaki; Tahun 2023, Yonce terlibat pengancaman belasan pekerja pembangunan puskesmas di Paro 5. Ikut pembakaran pesawat serta penyanderaan pilot Susi Air di Distrik Paro tanggal 7 Februari.

Aksi ini diikuti dengan penyanderaan pilot Selandia Baru, Philip Mark Merthens.

Wajar saja panglima KKB Egianus Kogoya marah besar. Ternyata Yonce Lokbere, pria yang ditangkap TNI-Polri di Papua awal bulan lalu, punya peran penting dalam aksi keji Kogoya.

Tangan kanan panglima itu paling piawai mengumpulkan logistik dan senjata selama ini bagi komplotan mereka di hutan Papua. Dengan tertangkapnya Yonce maka pasokan senjata KKB Papua terputus. Wajar kalau kemudian panglima Egianus Kogoya mengambil inisiatif menyandera pilot Susi Air.

Tujuannya untuk menjadikan pilot itu sebagai ‘tameng manusia’, mengingat kekuatan Kogoya mulai melemah.

Diakui Kombes I Gusti Gede Era Adhinata bahwa Yonce yang punya peran mengumpulkan logistik, logistik, bahan makanan serta menjaga markas kelompok Kogoya selama ini.

Peluru Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua tak habis-habis. Kuncinya ada pada Yonce Lokbere.

Siapa dia? Yonce adalah pentolan. Egianus Kogoya, orang kepercayaan yang baru saja ditangkap TNI, awal bulan April 2023.

Dari Yonce inilah akan bisa dapat informasi dari mana banyak peluru mereka, siapa yang pasok!

Diketahui, Yonce tertangkap di Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

Saat ditangkap Yonce menyimpan banyak amunisi dan senjata. Yonce Lokbere sukses diciduk dalam Operasi Damai Cartenz 2023. TNI dan Polri juga mengamankan senjata api dan ribuan butir amunisi.

Peralatan perang lengkap disita dari Yonce, ada banyak senjata. Jenis AR 15, GLM dan FN. Berikut ribuan amunisi, diantaranya 360 butir amunisi kaliber 5,56 mm, termasuk peluru GLM (granat). Ditambah lagi, 20 butir amunisi HS-9, termasuk 14 magasin senapan dan 5 alat komunikasi berupa HT.

Disamping itu ada juga teropong, satu unit handphone satelit, dan 2 ribu butir amunisi senapan angin. Penangkapan itu dibenarkan Kasatgas Gakkum Ops Damai Cartenz 2023 Kombes I.G.G. Era Adhinata.

Seperti diberitakan, seorang pria berkacamata mengenakan hodie mengaku terheran-heran, OPM dan KKB yang ingin merdeka dari NKRI itu pelurunya gak habis-habis.

“OPM bertahun-tahun pelurunya nggak habis-habis, isi ulang dimana?”, ujarnya bertanya.

Video pria ini diawali dengan sekilas aksi demo pemuda Papua diatas kendaraan menyanyikan lagu “Papua Bintang Kejora”.

Liriknya seperti ini:

“Papua bukan merah putih..

Papua bukan merah putih..

papua bintang kejora..

bintang kejora..”.

Video pria mengenakan baju biru itu pun dimulai.

“Aneh ya Papua punya tambang emas terbesar ketiga di dunia…,” kata pria yang belum diketahui namanya siapa.

Terpantau sumeks.co, Jumat, 21 April 2023 video itu diunggah akun TikTok @Penghuni Tetap, dengan Judul: “Papua Merah Putih Apa Bintang Kejora Nih?”.

Pria tadi melanjutkan komentarnya:

“Tapi Papua dan Papua Barat sekaligus jadi provinsi paling miskin nomor 1 dan 2 di Indonesia…” ungkapnya.

“Mungikin itu jadi alasan kenapa nyanyian-nyanyian itu tadi ada dari warga Papua… “, tudingnya.

“Yok la ditaruh dulu senjatanya..

ngobrol diajak dialog…”, kata pria ini memberi saran.

“Lagian kok ya bisa itu OPM selama bertahun-tahun pelurunya itu ada terus…”

“Isi ulang dimana?”, tandasnya.

Temukan juga kami di Google News.