Tvkoma.id – Pernyataan Wakil Ketua Tim Hukum Ganjar-Mahfud, Henry Yosodiningrat yang menyebut akan membawa seorang Kapolda untuk dijadikan saksi terkait sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK) mendapat kritikan.

Koordinator Komrad Pancasila, Antony Yudha menganggap pernyataan Henry itu menimbulkan kegaduhan.

“Manuver tim 03 yang rencana membawa seorang Kapolda untuk menjadi saksi di MK merupakan hal yang ngawur dan bisa memecah belah polri, tentunya hal tersebut bagi kami merupakan isu liar yang tidak bisa dipertanggung jawabkan.” Ujar Antony saat dikonfirmasi, Selasa (12/3/2024).

Menurutnya, pernyataan Henry itu justru menarik Institusi Polri ke dalam politik praktis.

">

“Justru tim Ganjar sendiri yang berusaha menarik Polri kedalam politik praktis apabila manuver tersebut terus digulirkan. Hal tersebut bertentangan dengan UU Polri tahun 2002,” tutur Antony,

Sebelumnya, melansir dari Tribunnews, Henry yang juga politisi PDIP ini mengatakan akan membawa sosok seorang kapolda untuk bersaksi di MK terkait sidang sengketa kecurangan pemilu 2024 di Mahkamah Konstitusi.

Henry mengklaim pihaknya bahwa memiliki bukti adanya aparat desa yang dipaksa oleh polisi untuk memilih paslon tertentu.

“Tanpa itu tidak akan ada selisih suara seperti itu. Kami punya bukti ada kepala desa yang dipaksa oleh polisi, ada juga bukti warga masyarakat mau milih ini tapi diarahkan ke paslon lain, dan akan ada Kapolda yang kami ajukan.

Kita tahu semua main intimidasi, besok kapolda dipanggil dicopot,” kata Henry dalam keterangannya, Senin (11/3/2024).

Namun Henry tak menyebut siapa sosok kapolda yang dimaksudkannya akan dijadikan saksi dalam sidang di MK nantinya.

Tak hanya kapolda, tim Hukum Ganjar-Mahfud juga akan mengajukan sejumlah ahli lainnya untuk memperkuat dugaan kecurangan pemilu secara terstruktur, sistematis dan masif (TSM).

Henry mengungkapkan, pihaknya tidak fokus pada selisih perolehan suara paslon nomor 03 Ganjar-Mahfud dengan paslon pemenang yang diumumkan KPU, tetapi akan fokus pada kecurangan yang TSM.

“Kami memiliki data dan bukti yang kuat sekali. Kami tidak akan larut dengan masalah selisih angka perolehan, tapi kami akan fokus pada TSM karena kejahatan ini sudah luar biasa,” kata Henry.

Temukan juga kami di Google News.