Tvkoma.id – Kuasa hukum Pengurus Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (PP KAMMI), Zainur Ridlo, melaporkan dua orang tak dikenal (OTK) terkait kasus penganiayaan yang dialami kliennya, Ketua Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan PP KAMMI, Rizki Agus Saputra. Penganiayaan itu diduga turut dilakukan dua orang tersebut bersama oknum TNI yang kini sedang dalam penyelidikan.
“Hari ini kami melaporkan ke Polres Metro Jakarta Timur karena kita juga ingin perkara ini terang dan juga diusut dengan tuntas,” ucap Zainur Ridlo ketika ditemui di Polres Metro Jakarta Timur, Senin (18/12/2023).
“Oleh karena itu, kami laporkan dua orang yang ikut bersama-sama mengeroyok,” tambahnya.
Ia melaporkan dua orang tak dikenal itu dengan Pasal 170 KUHP Pidana mengenai hukum bagi orang yang terlibat dalam tindakan kekerasan.
“Kita laporkan pasal 170 KUHPidana,” katanya.
Zainur masih belum tahu apakah ketiga pelaku ini saling mengenal atau tidak. Selain itu, soal kedua orang yang berbaju sipil ini merupakan anggota TNI juga atau bukan, dia juga tidak mengerti. Itulah sebabnya dia membuat laporan, yakni agar mendapat kepastian.
“Itu nanti perkembangan dari proses penyelidikan ya karena kami juga baru melakukan BAP (berita acara pemeriksaan) dan alhamdulillah prosesnya cepat,” ujarnya.
“Jadi belum ada kepastian itu belum makanya. Oleh karena itu kita laporkan hari ini untuk mendapatkan kepastian ini,” tutupnya.
Diberitakan sebelumnya, dugaan tindak pidana tersebut terjadi di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, pada Jumat, 15 Desember 2023. Rizki menceritakan, kejadian itu bermula saat dia mengendarai sepeda motor dari Rumah Sakit Islam Pondok Kopi menuju rumahnya. Dia mengatakan saat itu baru saja menjenguk istrinya yang sedang dirawat.
“Di flyover Pondok Kopi, saya diklakson oleh orang yang tidak dikenal, motifnya apa, saya juga tidak tahu,” kata Rizki.
Saat itu, posisinya berada di sisi kiri jalan, sementara di sebelah kirinya masih ada pengendara sepeda motor lain. Pengendara yang mengklakson itu, menurut Rizki, mendahului Rizki hingga akhirnya menghadang. Rizki enggan menanggapi, tapi terus dicecar dengan kata-kata kasar.
Lalu, kata Rizki, sepeda motornya tiba-tiba saja ditendang. Dia lantas melawan dengan menendang balik. Namun dia kaget karena yang menendang motonya ternyata orang berseragam TNI.
“Kemudian, yang bikin saya kaget, yang menendang saya tadi ternyata bukan orang yang mengklakson, tapi adalah oknum TNI,” ungkap Rizki.
Menurutnya, tidak ada permasalahan apa pun sebelum cekcok di jalan berujung pengeroyokan itu. Rizki juga tidak dimintai klarifikasi lebih dulu dan langsung dipukul bagian mata serta kepala hingga memar.
Sedangkan orang yang mengklakson dari belakang, kata Rizki, malah menjadi provokator meski tak ikut memukul. Rizki juga tidak mengetahui motif tindakan tersebut. Kendati begitu, Rizki berharap motif penganiayaan tersebut tidak berhubungan dengan aktivitas politik yang tengah dilakukannya bersama PP KAMMI.